Sabtu, 11 Februari 2012

KISAH SEMUT yang BAEK HATI


Di pagi hari yang cerah itu, segerombolan semut sedang berdiskusi di depan lubang tanah tempat mereka tinggal.
“ Makanan kita tinggal sedikit,” kata Dindon.
“ Saya tadi melihat ibunya Rina sedang membuat kue. Bagaimana kalau kita mencurinya saja?” sahut Rinton.
“ Jangan! Mencuri itu perbuatan yang tercela!” cegah Dindon si Semut yang baik hati.
“ Lalu bagaimana kita makan kalau tidak dengan mencuri?” kata Bimbom.
“ Iya…iya betul itu!” sahut semut yang lain mendukung Bimbom.
Dindon terdiam. Dia terlihat sedang berpikir keras. Bagaimana caranya agar mereka semua tetap makan tanpa harus mencuri kue ibu Rina. Dindon tahu kalau kue tersebut adalah kue yang digunakan untuk merayakan pesta ulang tahun Rina yang jatuh tepat pada hari itu. Dia tidak mau Rina menjadi kecewa gara-gara dia dan teman-temannya mencuri kue tersebut.
“ Bagaimana ini? Kita sudah lapar.” Kata Bimbom.
“ Iya saya tahu. Tetapi kita tidak harus mencuri kue itu kan?” kata Dindon.
“ Lalu dengan cara apalagi?” sahut Rinton agak marah.
“ Kalian harus tahu bahwa kue tersebut adalah kue ulang tahun Rina. Pakah kalian tega melihat Rina kecewa kerana kue ulang tahunnya itu hilang?” kata Dindon dengan sabar.
Para semut terdiam dan saling pandang. Kemudian dengan rasa bersalah, semut-semut itu menundukkan kepalanya. Dindon pun ikut merasa bersalah karena telah mematahkan harapan teman-temannya. Memang benar di sana sudah tidak ada apapun yang bisa dimakan lagi. Tetapi dia benar-benar tidak mau mencuri.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba terlintas sebuah ide di benak Dindon. Dengan wajah berseri-seri dan dengan penuh semangat dia menatap teman-temannya.
Semut-semut yang lain menatap Dindon dengan raut wajah yang bingung.
“ Ada apa?” Tanya Bimbom.
“ Saya punya ide.” Jawab Dindon.
“ Apa itu?” sahut semut yang lain.
“ Saya tahu kira-kira setengah jam lagi pesta ulang tahun Rina akan dimulai.” Kata Dindon.
“ Lalu bagaimana?” sahut Rinton.
“ Maksudmu kita akan kau ajak melihat pesta itu, ikut memeriahkan acara itu dan menunggu hingga kami mati kelaparan?” sahut Bimbom.
“ Jangan berprasangka buruk teman. Kita dengarkan dulu hingga teman kita ini selesai berbicara.” Kata Lintan menengahi.
“ Begini,” kata Dindon. “ saat pesta itu dimulai pasti mereka akan memakan kue itu. Dari kue yang dimakan itu, pasti ada kue yang tercecer di lantai. Bagaimana kalau kita memungutinya saja? Selain mendapatkan makanan, kita juga membantu Rina dan keluarganya membersihkan lantai. Benar kan?” lanjut Dindon.
“ Benar juga katamu Dindon. Saya setuju. Bagaimana dengan teman-teman yang lain?” kata Rinron dengan semangat.
“ Iya setuju……” semua semut menjawab dengan serempak.
Akhirnya melalui celah-celah jendela rumah Rina, segerombolan semut itu menanti. Dan benar yang dikatakan oleh Dindon. Setengah jam kemudian pesta ulang tahun Rina dimulai. Terdengar meriahnya suasana di dalam ruangan itu oleh suara teman-teman Rina yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Saat acara makan kue tiba, semut-semut itu hanya bisa menelan ludah mereka, membayangkan jika mereka yang memakan kue tersebut.
Setelah hampir dua jam menunggu akhirnya teman-teman Rina pulang dan pesta pun berakhir. Dengan sangat bersemangat semut-semut itu turun ke lantai satu-persatu untuk memunguti kue-kue yang tercecer di lantai.
Hanya butuh 10 menit bagi semut-semut itu untuk mengumpulkan ceceran-ceceran kue itu. Kemudian mereka berkumpul kembali di depan lubang tanah tempat tinggal mereka.
“ Akhirnya semua makanan telah terkumpul teman-teman.” Kata Dindon.
“ Idemu benar-benar cemerlang!” sahut Rinton.
“ Ayo cepatlah kita makan makanan ini, saya sudah sangat lapar.” Kata Bimbom.
“ Sebentar. Sebaiknya kita berdoa dulu kepada Tuhan, kita harus bersyukur karena Tuhan telah memberikan rejekinya kepada kita,” kata Lintan. “ mari berdoa.” Lanjut Lintan.
Buugggg!!!!!
“Apa itu?” teriak Lintan yang terkejut.
“ Sepertinya itu adalah kupu-kupu yang pingsan. Bagaimana kalau kita menolongnya?” kata Rinton.
“ Ayo!” sahut semut-semut yang lain.
Akhirnya para semut itu menolong kupu-kupu tersebut dan memindahkannya ke tempat yang teduh. Dan tidak lama kemudian, kupu-kupu tersebut sadar.
“ Saya lapar.” Kata kupu-kupu tersebut dengan suara lirih.
Sementara itu, Dindonn, Rinton dan Bimbom berdiskusi.
“ Bagaimana ini? Kita juga belum makan!” kata Bimbom.
“ Tapi sepertinya dia lebih membutuhkan makanan itu daripada kita.” Jawab Dindon.
“ Sepertinya kau benar. Ya sudahlah kita berikan saja makanan kita untuk kupu-kupu itu saja.” Kata Rinton.
“ Tapi…….” Bimbom terlihat ragu-ragu.
“ Ada apa lagi?” kata Rinton.
“ Baiklah.” Kata Bimbom akahirnya menyetujui keputusan tersebut.
Akhirnya dengan tulus, para semut itu memberikan makanan mereka pada kupu-kupu yang malang tersebut, walaupun sebenarnya nasib mereka juga semalang kupu-kupu itu.Kupu-kupu itu pun memakan kue itu dengan lahapnya. Setelah itu, dia berterimakasih dan kembali melanjutkan perjalanannya.
“ Sekarang kita makan apa? Semua makanan telah habis.” Keluh Lintan.
“ Ikhlaskan saja teman. Mungkin kue itu memang belum menjadi rejeki kita. Tidakkah kalian merasa senang karena telah menyelamatkan kupu-kupu itu?” kata Dindon.
“ Tapi bisa saja nanti kita yang akan mati kalau seperti ini.” Sahut Momon.
“ Sudahlah. Hidup dan mati itu ada di tangan Tuhan teman-teman.” Kata Dindon meyakinkan.
“ Benar. Menolong itu harus ikhlas.” Sahut Rinton.
Semut-semut yang lainnya pun akhirnya memahami dan mereka tidak mempermasalahkannya lagi.
Sore itu agak mendung. Hal ini membuat para senmut menjadi resah karena hujan akan menghambat mereka untuk bisa mendapatkan makanan. Namun, tidak berselang lama kemudian, 3 ekor kupu-kupu menghampiri lubang tempat tinggal semut. Para semut yang sedang bingung itu pun terkejut melihat kedatangan kupu-kupu tersebut.
“ Wahai semut, terima kasih atas bantuan kalian tadi pagi. Perkenalkan ini ayah dan ibuku. Mereka ingin berterimakasih kepada kalian.” Kata kupu-kupu.
“ Benar, kami sangat berterimakasih kepada kalian semua. Dan sebagai tanda terima kasih kami ingin memberikan sekantong madu ini untuk kalian. Terimalah!” kata ayah kupu-kupu.
“ Sama-sama. Kami ikhlas menolongnya. Dan terima kasih juga atas madunya.” Jawab para semut.
Rounded Rectangular Callout: Mari kita makan!!!!!Dan akhirnya karena keikhlasan para semut dalam menolong kupu-kupu, mereka mendapatkan imbalan yang lebih besar dari apa yang mereka berikan kepada kupu-kupu.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar